Surabaya,– Menyusul pemberitaan dugaan keterlibatan oknum Unit 2 Satresnarkoba Polrestabes Surabaya dalam memback up mobil leasing bermasalah, Kanit 2 Satresnarkoba Polrestabes Surabaya, AKP Eko Lukwantoro, akhirnya angkat bicara.
AKP Eko membantah adanya keterlibatan anggotanya dalam perkara fidusia mobil Toyota Yaris kuning bernopol AG 1805 XU. Menurutnya, mobil tersebut merupakan milik teman dari salah satu anggotanya dan hanya dititipkan sementara.
“Itu mobil milik temannya anggota saya. Anggota saya tidak tahu kalau mobil itu bermasalah secara fidusia. Hanya dititipkan saat temannya ke luar kota, dan tidak digunakan oleh anggota,” jelas AKP Eko kepada awak media.
Hal senada disampaikan Kasubnit 2 Satresnarkoba, Ipda Gatot Supriyanto. Ia menegaskan bahwa anggotanya berinisial Y tidak mengetahui adanya tunggakan atau persoalan leasing pada mobil tersebut.
“Anggota kami tidak tahu mobil itu bermasalah. Tapi karena mobil itu bukan miliknya, dia tidak berani menyerahkannya ke debt collector. Takut dituduh bekerja sama dengan debt collector kalau pemilik aslinya datang dan mempertanyakan,” terang Gatot.
Gatot juga membantah keras informasi yang menyebut adanya puluhan anggota Satresnarkoba yang diduga sengaja datang untuk memback up mobil tersebut.
“Itu tidak benar. Anggota kami baru selesai kegiatan, sehingga kebetulan sedang berada di lokasi. Tidak ada upaya memback up. Kami justru meminta pihak debt collector menunggu pemilik mobil pulang agar tidak terjadi kesalahpahaman,” tegasnya.
Meski demikian, Gatot mengapresiasi peran media yang telah melakukan pengawasan sosial.
“Kami berterima kasih atas kritik dari rekan-rekan media. Ini menjadi evaluasi bagi kami agar anggota lebih berhati-hati, termasuk dalam menerima titipan kendaraan, meskipun dari teman sendiri,” pungkasnya.
Sementara itu, pihak debt collector yang diwakili pria berinisial SM juga membantah adanya intimidasi maupun upaya penghalangan dari pihak kepolisian.
“Kami disambut baik di lokasi. Dijelaskan bahwa anggota yang ada tidak berani menyerahkan mobil karena bukan miliknya. Kami hanya diminta menunggu pemilik aslinya datang,” jelas SM.
Terkait isu puluhan anggota yang disebut mengamankan mobil, pihak debt collector mengaku sempat terkejut, namun kemudian mendapat penjelasan.
“Kami diberi tahu mereka baru selesai tugas, bukan untuk mengurus mobil. Tidak ada gesekan. Semua berjalan kondusif,” tambahnya.
SM menyebut persoalan akhirnya dapat diselesaikan setelah pemilik mobil datang langsung ke Surabaya.
“Kami akhirnya bertemu langsung dengan pemilik mobil dan menyelesaikan persoalan dengan baik. Tidak ada konflik dengan anggota Satresnarkoba,” tutupnya.
Tim
dibaca
Posting Komentar
0Komentar