Bangkalan || Madura Jatim Konflik panas kembali mengguncang tubuh LSM GARABS. Ketua LSM GARABS, Moh Junaidi Syah, kini menjadi sorotan tajam setelah berencana menonaktifkan tiga pengurus inti: Wakil Ketua, Sekretaris, dan Ketua Divisi Sosial.
Langkah kontroversial ini memicu gelombang pertanyaan dan spekulasi dari internal organisasi hingga masyarakat luas. Pasalnya, ketiga pengurus yang ingin disingkirkan selama ini dikenal paling vokal dan aktif dalam memperjuangkan kepentingan rakyat kecil, mengawasi proyek pemerintah, dan mengungkap dugaan penyimpangan yang merugikan masyarakat.
Banyak pihak menilai, tindakan Moh Junaidi Syah tidak masuk akal dan justru mencederai semangat perjuangan GARABS yang selama ini dikenal sebagai lembaga pengawas independen dan pembela kepentingan publik.
Berdasarkan informasi yang beredar, Moh Junaidi Syah berdalih bahwa langkah ini dilakukan untuk “penataan internal organisasi”. Namun, dalih tersebut tidak dipercaya banyak pihak.
Sejumlah sumber internal GARABS menduga kuat, ada tekanan dari pihak luar, termasuk pihak-pihak yang selama ini terusik oleh sepak terjang pengurus yang kritis tersebut.
> “Kami ingin tahu, sebenarnya ada apa dengan Ketua LSM GARABS, Moh Junaidi Syah? Selama ini kami bekerja siang malam, turun ke lapangan, bahkan berhadapan dengan pihak-pihak yang diduga melakukan penyimpangan. Lalu kenapa justru kami yang mau disingkirkan?” ujar salah satu pengurus yang enggan disebutkan namanya.
Pernyataan ini memperkuat dugaan bahwa keputusan Junaidi tidak murni untuk kebaikan organisasi, melainkan lebih pada politik balas budi atau bahkan upaya melemahkan GARABS dari dalam.
> “Kami khawatir ada skenario untuk memecah belah GARABS. Jika orang-orang yang selama ini kritis dan bekerja keras justru dikeluarkan, jelas ada yang tidak beres,” tambah pengurus lainnya.
Beberapa anggota menuding Moh Junaidi Syah bermain dua kaki, di satu sisi mengaku membela masyarakat, tapi di sisi lain diduga berhubungan dengan pihak yang selama ini menjadi objek pengawasan GARABS.
> “Ini jelas mencurigakan. Jangan-jangan Ketua GARABS sudah masuk angin. Kami khawatir dia mendapat tekanan, atau malah ada deal-deal tertentu di balik layar,” ungkap salah satu anggota GARABS di tingkat bawah.
Ia juga menambahkan, GARABS selama ini disegani karena keberaniannya membongkar dugaan penyelewengan proyek, kasus sosial, dan kebijakan pemerintah yang merugikan rakyat. Namun, jika ketua justru melemahkan barisan internal, GARABS bisa kehilangan taringnya.
Jika benar rencana penonaktifan ini dijalankan, GARABS berpotensi pecah. Beberapa anggota yang sudah menyatakan tidak akan tinggal diam dan siap melawan kebijakan sepihak Moh Junaidi Syah.
Sejumlah tokoh masyarakat juga ikut angkat bicara. Mereka kecewa jika GARABS, yang selama ini menjadi suara rakyat kecil, justru hancur karena ambisi kekuasaan seorang ketua.
> “GARABS adalah harapan masyarakat bawah. Jangan sampai organisasi ini hancur hanya karena satu orang yang lebih mementingkan kepentingan pribadi daripada perjuangan bersama,” tegas seorang tokoh masyarakat Arosbaya.
Publik kini menunggu sikap Moh Junaidi Syah. Jika dia tetap memaksakan kehendaknya, bukan tidak mungkin aksi protes dan penolakan besar-besaran akan muncul dari internal GARABS dan masyarakat yang selama ini mendukung lembaga tersebut.
Bahkan, sejumlah pihak sudah menyiapkan langkah untuk membuka semua keburukan dan dugaan permainan Moh Junaidi Syah ke publik.
Dengan tensi konflik yang semakin tinggi, GARABS kini berada di titik kritis. Tinggal menunggu waktu apakah organisasi ini akan tetap menjadi lembaga pengawas yang independen dan tajam, atau justru runtuh karena ambisi dan pengkhianatan dari dalam tubuhnya sendiri.
pewarat: MK
dibaca
Posting Komentar
0Komentar