Bangkalan - Polemik beredarnya foto pencalonan Kepala Desa, DPRD, dan Bupati yang dikaitkan dengan Pondok Pesantren Hidayatulloh Al Muhajirin memicu kecaman keras dari warga Bangkalan. Warga menilai tindakan tersebut provokatif dan tidak mencerminkan sikap seorang tokoh agama.
Kecaman ini muncul setelah foto pencalonan bupati viral, setelah sebelumnya foto pencalonan kepala desa dan DPRD dari sejumlah wilayah lebih dulu beredar. Warga menilai kemunculan poster-poster tersebut secara beruntun menunjukkan adanya pola yang disengaja dan berpotensi memecah belah masyarakat.
"Ini bukan lagi soal beda pilihan politik. Ini sudah bikin heboh se-Bangkalan. Kalau benar melibatkan tokoh agama, kami sangat kecewa," ujar salah satu warga.
Tokoh masyarakat menegaskan bahwa lembaga dan tokoh agama seharusnya menjadi penyejuk, bukan justru memantik kegaduhan politik.
"Kalau ini benar dibuat atau disetujui oleh kiai, maka itu sangat disayangkan. Tokoh agama jangan jadi provokator," tegas warga lainnya.
Desakan permintaan maaf terbuka dinilai penting untuk meredam ketegangan dan mengembalikan kepercayaan publik. Pengamat sosial menilai, tanpa klarifikasi dan sikap terbuka, polemik ini berpotensi terus bergulir dan menimbulkan dampak sosial berkepanjangan.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari kiai maupun pihak Pondok Pesantren Hidayatulloh Al Muhajirin terkait tudingan provokasi dan tuntutan permintaan maaf dari warga. Masyarakat Bangkalan berharap persoalan ini segera diselesaikan secara terbuka dan bermartabat.
dibaca
Posting Komentar
0Komentar