Bangkalan – Kehebohan di media sosial tampaknya belum akan mereda. Setelah publik digegerkan oleh beredarnya foto-foto pencalonan kepala desa dari Pondok Pesantren Hidayatulloh Al Muhajirin, kini muncul foto baru yang menampilkan deklarasi dukungan untuk calon bupati. Foto tersebut mulai menyebar di berbagai grup Facebook lokal dan kembali memicu tanda tanya besar di tengah masyarakat.
Kemunculan foto pencalonan bupati ini memperpanjang polemik yang sebelumnya hanya berkisar pada Pilkades. Dengan waktu Pilbup yang juga masih jauh, warganet mempertanyakan alasan munculnya deklarasi politik dari lingkungan pesantren secara bertubi-tubi.
“Lha ini malah naik level. Kemarin kades, sekarang bupati. Ada gerakan apa sebenarnya?” tulis salah satu pengguna Facebook yang mengunggah ulang foto tersebut.
Foto tersebut menampilkan figur yang disebut-sebut akan maju dalam Pilbup Bangkalan, dilengkapi dengan atribut pesantren serta tulisan-tulisan dukungan layaknya poster kampanye resmi. Publik pun kembali mempertanyakan apakah deklarasi semacam ini benar datang dari pihak ponpes atau hanya dibuat pihak tertentu untuk kepentingan tertentu.
Sejumlah warga menilai, kemunculan foto pencalonan bupati ini semakin memperkuat dugaan adanya manuver politik yang belum terungkap. Apalagi dua jenis poster — untuk Pilkades dan Pilbup — muncul hampir bersamaan, memicu spekulasi mengenai keterlibatan pihak internal atau eksternal yang mencoba memanfaatkan nama pesantren.
“Kalau benar dari ponpes, ini sangat disayangkan. Lembaga agama harusnya jadi penyejuk, bukan malah terlibat dalam manuver politik seperti ini,” ujar seorang warga setempat.
Pengamat politik lokal mengatakan bahwa fenomena ini tidak lazim dan dapat menjadi indikasi adanya strategi pencitraan jangka panjang yang sengaja digulirkan lebih dini.
“Deklarasi politik yang terlalu cepat biasanya mengandung maksud tertentu. Bisa untuk membangun pengaruh, mengukur dukungan publik, atau sekadar memancing reaksi,” ujarnya.
Sementara itu, pihak Pondok Pesantren Hidayatulloh Al Muhajirin masih belum memberikan klarifikasi resmi, baik terkait foto pencalonan kepala desa maupun bupati. Ketidakhadiran pernyataan resmi ini membuat ruang spekulasi semakin terbuka.
Warganet pun semakin riuh membahas fenomena ini, dengan banyak yang mempertanyakan motif dan pihak di balik munculnya foto-foto tersebut.
Kini, dua pertanyaan bergema bersamaan:
“Setelah foto pencalonan kades, kini muncul pencalonan bupati. Ada apa sebenarnya?”
“Siapa yang menggerakkan semua ini?(red lim)
dibaca
Posting Komentar
0Komentar